Daftar Blog Saya

Sabtu, 17 Desember 2011

inilah sebuah cerpen karya novia shintari "bintang ke sepuluh"

Satu,dua,tiga,empat,lima,enam,tujuh,delapan dan sembilan...
Ada sembilan bintang besar yg kini terpancar begitu indahnya dilangit malam ini. Selebihnya,hanyalah sekumpulan bintang kecil yg mungkin jumlahnya mencapai ribuan.
Kunikmati hembusan angin malam yg merasuk disetiap pori2 kulitku. Terasa dingin memang,namun mampu membuatku merasa tenang dan damai untuk saat ini. Dengan mata terpejam kurasakan setiap hembus nafasku dan degup jantungku. Kudengarkan dg seksama irama malam yg mendayu2 di rongga telingaku.
Terimakasih Tuhan... Kau masih memberiku kesempatan untuk menikmati setiap detik hidupku. Namun akankah kau berikan kesempatan yg sama untuknya.? Perlahan kubuka mata dan ku alihkan pandanganku padanya yg masih tenggelam dalam hobi barunya ini. Setiap malam,dia selalu memintaku menemaninya melihat bintang. Dapatku pastikan tiap kali selesai menghitung perhiasan langit itu,bibirnya selalu mengukir senyum yg menawan.
''Sampai saat itu tiba, semoga bintang2 besar itu tetap berjumlah sembilan''. Gumamnya tanpa sedikitpun mengalihkan tatapan matanya dari kubah raksasa yg menjulang dg angkuhnya diatas sana.
Seketika ku picingkan kedua mataku, tak mengerti akan kata2 yg baru saja terlontar dari mulutnya.
'' Aku ingin jadi yg ke sepuluh,menyempurnakan jumlah itu. Yach,walaupun aku tahu kesempurnaaan itu bukanlah milik manusia.''
mendengar ucapannya itu, dinding hati yg dengan susah payah ku pertahankan agar tetap tegak,seketika runtuh. Kata2nya bak ribuan jarum yg menghujami batinku,meninggalkan luka begitu parah dan menyedihkan.
Mudah sekali kau bicara seperti itu didepanku. Apa tak kau sadari bagaimana perasanku saat mendengarnya.? Kenapa seolah2 kau akan pergi meninggalkan aku sendiri.?
Kau satu2nya gadis yg sangat aku cintai. Kau adalah alasanku untuk bertahan menjalani kerasnya hidup ini. Namun,itu hanya sementara.
Hari itu tanpa sebab yg pasti mendadak ia pingsan. Padahal sebelumnya de2 sama sekali tak mengeluh sakit apapun. Hanya saja, dia merasakan kakinya sangat ngilu. Ia karna seminggu penuh dan harus dirawat dirumah sakit. Selama terbaring de2 sama sekali tak mampu mengangkat kedua tangan dan kakinya. Diagnosa awal dari dokter de2 menderita anemia plastic,keadaan dimana sel darah merah didalam tubuh tidak berfungsi sehingga sel darah putih menjadi dominan. Akibatnya de2 seperti orang yg terkena anemia yg mudah lelah dan pingsan,hanya saja keadaannya jauh lebih parah. Beberapa waktu kemudian, diagnosa itu berubah. De2 dinyatakan mengidap kanker sumsum tulang belakang. Dari hasil pemeriksaan, sel2 tubuhnya yg rusak telah mencapai 70%. Yach itu merupakan pukulan yg berat dalam hidupku. Disaat kami tengah merengkuh indahnya cinta,cobaan datang membuatku hampir pesimis menjalani semua ini. Namun de2 adalah kekasih yg kuat. Tak pernah sekalipun ia tunjukan rasa sakitnya di depanku. Walau kadang ku dapati ia tengah mengerang menahan sakit ditubuhnya. Tentu saja tanpa sepengetahuan dari de2.
Kini,keadaannya semakin memprihatinkan. Tubuhnya semakin kurus,bahkan tak mampu lagi menggerakkan anggota tubuhnya. Miris aku melihatnya seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi? Sekeras apapun usahaku untuk bekerja selama ini, tak pernah cukup untuk sekedar memeriksakan keadaannya.
Maafkan aku yg tak mampu menjaga pesan kalian untuk menjaga dan melindungi de2. Aku memang bukan kekasih yg baik untuknya. Aku gagal...
Aku bangkit dari dudukku lalu berjongkok dihadapannya.
'' Kita masuk yach...Terlalu lama diluar tak baik untuk kesehatanmu..'' ajakku padanya.
Tanpa menunggu jawaban, ku kalungkan kedua tangannya di pundakku dan mengangkat tubuhnya dengan begitu mudah.
''Mas ga capek, setiap hari harus ngurusin de2.?''Ucapnya,begitu lirih namun masih dapat ku dengar dengan jelas.
'' Mas ga akan pernah merasa capek ngurusin de2 selama mas bisa melakukan sesuatu buat de2,Mas akan lakuin...'' Jawabku mantap.
Kudengar desah nafasnya yg begitu berat. Disandarkannya kepalanya dipundak kananku.
''De2 bersyukur punya kekasih seperti mas...terimakasih mas.''
mendengar ucapan itu,buliran hangat dikedua mataku merangkak turun. Entah apa yg kurasakan kini,tak dapat lagi kulukiskan dengan kata2. Perlahan kulangkahkan kakiku memasuki rumah sederhana kami.
'' oh iya, apa yg kau inginkan saat ulang tahunmu nanti.?'' Tanyaku, mencoba berbicara senormal mungkin. Tak ingin lagi kudengar kata terimakasih yg setiap hari kudengar darinya. Sudah cukup, aku bukan kekasih yg baik untuknya.
'' De2 hanya ingin satu hal dari mas...'' Kuhentikan langkahku demi mendengar kalimat selanjutnya.
''De2 ingin mas tersenyum. De2 ga ingin lihat mas nangis,karna itu akan jauh terasa sakit daripada sakit yg diakibatkan penyakit ini. Mas ga mau lihat de2 hancurkan.?'' lanjutnya dengan volume suara yg makin parau.
Aku hanya menggeleng,tak mampu mengeluarkan sedikitpun suara. Leherku seolah tercekik,begitu menyakitkan. Ku katupkan rahangku kuat2,berusaha agar tak terisak untuk saat ini.
''Mas mau kan janji ke de2.?'' tanyanya mencoba memastikan.
''Iya...de...Mas janji.''
Hari ini adalah hari ulang tahun de2 yg ke 21. Tak banyak yg kuberikan untuknya. Hanya sebuah kue tart kecil yg mampu kubeli. Namun,de2 nampak begitu bahagia. Dia seketika tersenyum saat melihatku masuk kekamarnya dengan membawa kue.

Hari ini lembaran terindah
saat ini usiamu bertambah
Tak terasa kau lewati hari dengan cinta di waktu lalu kali ini kau lebih berarti
Saat aku memandang dirimu begitu indahnya
Kau hadapi waktu dengan cinta dimasa nanti.
Perjalanan waktu takkan melihat siapa dan apa dari dirimu.
Tapi bagaimanakah kau mengisi hidupmu menjadi lebih baik saat hari ulang tahunmu.

Aku duduk didekat de2 yg berbaring,memandangku dengan tatapan terimakasihnya.
''Selamat ulang tahun, kekasihnya mas...make a wish dulu sebelum tiup lilinnya...'' ucapku sembari membantunya untuk duduk.
De2 memejamkan matanya sebentar. Ada setitik air mata yg membasahi wajah pucat nan tirusnya,membuatku mau tak mau juga ikut menangis. Namun segera kuusap saat kulihat de2 mulai membuka matanya.
Sedapat mungkin, kutahan buliran air mataku agar tak jatuh saat kulihat de2 kesusahan meniup lilin didepannya. Dalam beberapa hari ini, kuperhatikan kondisinya semakin drop. Untuk sekedar bicara saja, dia tak lagi mampu berkata2 dg jelas. Lebih miris lagi, saat kulihat lelehan darah yg merangkak turun dari hidungnya.
''De2...Ya Allah...'' desisku sembari menangkap tubuh lemahnya yg hampir jatuh ke samping. Tak ku pedulikan lagi kue yg jatuh berantakan dilantai.
''De2...?'' Kutepuk pipinya pelan, berharap dia membuka mata barang sekejap.
''hh...mmmaas..'' Lirihnya ditengah2 himpitan nafas yg terlihat semakin tersengal.
Kali ini kulihat lelehan darah yg terlihat dari sela2 bibirnya,membuatku tak mampu lagi membendung air mataku. Kuusap cairan merah nan anyir itu dengan tangan gemetar. De2 hanya diam,sama sekali tak mengeluarkan suara sedikitpun,walaupun berkali2 kulihat ia tengah mengerutkan dahi.
'' Apanya yg sakit,de.?'' Tanyaku dengan paniknya. Jantungku berdegup lebih kencang dengan keringat dingin yg menderas diseluruh tubuhku, Aku takut jika harus kehilangan untuk saat ini. Aku tak ingin sendirian menjalani hidup ini tanpa senyuman darinya.
''Dinginhh!!'' tubuhnya mulai menggigil. Kueratkan dekapanku padanya mencoba menghangatkannya dengan panas tubuhku.
'' Ya Allah..hh'' rintihnya,terdengar begitu menyayat hati.
Sampai akhirnya,tak lagi kurasakan desah nafasnya.Tubuhnya memberat padaku, membuatku seketika lemas. Air mataku tumpah ruah mengiringi kepergiannya.
Selamat tidur de2,semoga kau tenang disana.
Jika kau bertemu dengan ayah bisakah kau titipkan salam untuknya.?

-------
Malam ini tepat dua hari kepergian de2.
Kupandangi bintang dilangit sana. Ada yg berbeda jumlah bintang besar itu kini bertambah menjadi sepuluh. Yah,keinginanmu telah terwujud. Kau telah menjadi Bintang Ke Sepuluh di atas sana.

#Adakah lelaki yg tulus mencintai wanitanya seperti dalam cerita ini.?
Akankah cintamu sebesar cinta tokoh diats...???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar